2 research outputs found

    Managerial Role In Implementing The Duties And Functions Of The Regional Secretary Of Pasaman Regency

    Get PDF
    According to Law No. 23 of 2014, the duties and obligations of the regional secretary are to assist the heads in formulating policies and coordinating the implementation and administrative services of the apparatus. The managerial problems are the regent's policies outside the annual activity plan of the district, coordination between heads, and determination of the Regional Apparatus Organization (RAO) head. Therefore, this study aims to determine the managerial role in carrying out the duties and functions of the Regional Secretary in Pasaman Regency using qualitative method. It also uses purposive sampling technique for data sources with certain considerations. The primary data sources used are field observations and interviews with all elements related to the research problem. Meanwhile, the secondary data were obtained from library documents from the Pasaman Regency Government. This study divided the four basic management functions according to George R. Terry and processed analyzers and creators for Planning, facilitators and navigators for Organizing, mentors, coordinators for Actuating, and auditors and evaluators for Controlling. The results show that the problems faced by the local government can be solved by the managerial role in planning activities, managing the organization, organizing and supervising activities. The regional secretary can carry out the role of the analyzer, creator, facilitator, navigator, mentor, coordinator, auditor, and evaluator in conducting the main duties, powers, and functions

    IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA STUDI KASUS NAGARI SIAGA BENCANA (NAGASINA) DI NAGARI GANGGO HILIA KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

    Get PDF
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membentuk Kelompok Nagari Siaga Bencana (Nagasita) agar pelaksanaan penanggulangan bencana lebih optimal. Penulis ingin melihat pelaksanaan Nagasina sebagai upaya penanggulangan bencana di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dan upaya Kelompok Nagari Siaga Bencana di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman agar kegiatan dapat terlaksana dengan optimal sesuai rencana. Proses penanggulangan terfokus kepada tahapan pra bencana, yaitu pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Implementasi penanggulangan bencana oleh Kelompok Nagari Siaga Bencana (Nagasina) di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman dapat dilihat dari faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan tehnik pengambilan data adalah observasi dan mewawancarai informan yang memiliki keahlian atau memiliki kewenangan sehingga akan memudahkan penulis dalam menganalisis. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dokumen-dokumen kepustakaan Pemerintah Kabupaten Pasaman dan penulusuran data online. Komunikasi yang dibangun Nagasina dengan pihak terkait sudah baik tetapi belum optimal dalam berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait. Nagasina belum mampu memanfaatkan IT dalam pengelolaan informasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Nagasina Ganggo Hilia sudah memiliki kuantitas sumber daya manusia tetapi masih membutuhkan optimalisasi pada kualitas sumber daya manusia, sumberdaya sarana dan sumber daya anggaran. Disposisi Nagasina Ganggo Hilia sudah terlaksana dengan baik karena disposisi dilaksanakan sesuai komitmen dan memiliki target yang terukur. Struktur organisasi Nagasina sudah ideal karena memiliki SOP yang terukur dan dilaksanakan dengan komitmen serta memiliki alur perizinan kegiatan yang singkat.   Kata Kunci: Implementasi; Nagari Siaga Bencana; Penanggulangan  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membentuk Kelompok Nagari Siaga Bencana (Nagasita) agar pelaksanaan penanggulangan bencana lebih optimal. Penulis ingin melihat pelaksanaan Nagasina sebagai upaya penanggulangan bencana di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dan upaya Kelompok Nagari Siaga Bencana di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman agar kegiatan dapat terlaksana dengan optimal sesuai rencana. Proses penanggulangan terfokus kepada tahapan pra bencana, yaitu pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Implementasi penanggulangan bencana oleh Kelompok Nagari Siaga Bencana (Nagasina) di Nagari Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman dapat dilihat dari faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan tehnik pengambilan data adalah observasi dan mewawancarai informan yang memiliki keahlian atau memiliki kewenangan sehingga akan memudahkan penulis dalam menganalisis. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dokumen-dokumen kepustakaan Pemerintah Kabupaten Pasaman dan penulusuran data online. Komunikasi yang dibangun Nagasina dengan pihak terkait sudah baik tetapi belum optimal dalam berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait. Nagasina belum mampu memanfaatkan IT dalam pengelolaan informasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Nagasina Ganggo Hilia sudah memiliki kuantitas sumber daya manusia tetapi masih membutuhkan optimalisasi pada kualitas sumber daya manusia, sumberdaya sarana dan sumber daya anggaran. Disposisi Nagasina Ganggo Hilia sudah terlaksana dengan baik karena disposisi dilaksanakan sesuai komitmen dan memiliki target yang terukur. Struktur organisasi Nagasina sudah ideal karena memiliki SOP yang terukur dan dilaksanakan dengan komitmen serta memiliki alur perizinan kegiatan yang singkat.   Kata Kunci: Implementasi; Nagari Siaga Bencana; Penanggulangan &nbsp
    corecore